Manusia Hidup Dalam Kepayahan

Begitulah ketentuan dari Allah tentang manusia
dalam menjalani hidupnya dimuka bumi: hidup dalam kepayahan.


Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (90:4)

Sejak lahir hingga ajal menjelang ia harus berjuang bersusah payah untuk hidup.
Mau masa depan tidak suram, ia berangkat ke sekolah.
Mau makan, harus tanam padi dulu, harus beli beras dulu, harus masak dulu.
Cari uang banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tidak peduli miskin atau kaya,
laki atau perempuan,
masih anak-anak atau dewasa,
buruk rupa atau rupawan,
cacat atau sempurna,
pintar atau bodoh,

semua harus bersusah payah,
mempertahankan hidup,
meraih mimpi,
mengejar sukses,
menggapai cita-cita,
untuk bisa menikmati hidup.

Sayangnya, hanya sedikit yang berhasil mendapatkannya.
Sayangnya, yang sedikit itupun hanya sebentar menikmatinya.
Bahkan tidak sedikit yang berhasil meraih sukses dunia,
tapi tidak sempat menikmati jerih payahnya sama sekali.


Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu,
adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit,
lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi,
di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak.
Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya,
dan memakai (pula) perhiasannya,
dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya,
tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang,
lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit,
seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.
Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami)
kepada orang-orang berfikir. (10:24)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar