Surat Tanda Lapor Kehilangan

Gara-gara teledor (lagi), saya kehilangan kartu ATM (lagi). Terpaksa deh ke kantor polisi (lagi) untuk bikin surat kehilangan (lagi).

21 September saya pergi ke Polres Kab. Bogor (Cibinong) untuk meminta surat kehilangan. Setelah melewati gerbang Polres saya langsung parkir di depan pos Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT).

Di depan sudah ada petugas yang berjaga. "Mau apa?" tanyanya dengan nada tegas ala polisi. "Mau bikin surat kehilangan pak, ATM" jawab saya. "Fotokopi dulu KTP dan buku tabungan" tegasnya lagi.

Saya langsung berjalan ke arah belakang Polres ke tempat tukang fotokopi. Setelah antri cukup lama karena orang lain yang mau fotokopi juga banyak, saya kembali ke pos SPKT dengan selembar kertas yang mengandung salinan KTP dan buku tabungan. Setelah menunggu seorang yang sedang dilayani, saya segera duduk di depan meja pelayanan. "Selamat pagi Pak, saya mau bikin surat kehilangan ATM pak" sapa saya sambil menyerahkan KTP asli, buku tabungan asli, dan selembar fotokopi tadi.

Petugas segera mengetik sesuatu di komputer sambil sesekali bertanya "Kapan hilang? dimana?". Kebetulan disebelah saya juga ada seorang yang sedang dilayani oleh petugas yang lain. Ketika sudah selesai, saya lihat tetangga saya itu menyerahkan selembar uang kepada petugas yang melayaninya. Sang petugas bilang "Oiya, terima kasih".

Kembali ke petugas yang sedang melayani saya ... setelah selesai mengetik beliau mencetak Surat Tanda Lapor Kehilangan (STLK). "Baca dulu, kalau sudah oke tandatangan" katanya. Setelah saya baca dan saya tanda tangani, beliau juga segera tandatangani dokumen STLK tersebut dan menyerahkan STLK tadi ke saya. "Sudah selesai, fotokopinya buat saya ya!" katanya lagi. "Ya pak, terima kasih pak" jawab saya sambil pergi meninggalkan meja pelayanan. Saya tidak memberi apa-apa kepada sang petugas kecuali ucapan terima kasih tadi  dan petugas juga segera sibuk melanjutkan pekerjaannya tanpa menunjukkan ekspresi apa-apa.

Dari Polres saya segera ke bank untuk membuat kartu ATM yang baru. Dalam perjalanan ingatan saya melayang ke beberapa peristiwa yang sama beberapa tahun yang lalu di tempat-tempat yang berbeda. Sudah beberapa kali saya kehilangan kartu ATM dan harus bikin surat kehilangan. Dan beberapa kali juga saya selalu memberi uang kepada petugas polisi yang melayani pembuatan surat itu. Sebetulnya sang petugas tidak pernah meminta, tapi saya sendiri yang sungkan dan selalu bertanya "Berapa pak?". Sang petugas selalu menjawab "Terserah aja". Tapi rasanya sudah 5 tahun terakhir ini saya tidak pernah memberi uang kecuali memang diminta.

Sebagai "anak kolong" saya pernah merasakan dan sangat menyadari bahwa kehidupan Polisi/Tentara dan keluarganya saat ini (2013) masih belum bisa disebut sejahtera. Tapi saya juga menyadari bahwa memberi tip kepada petugas juga bukan kebiasaan yang baik.

Bagaimanapun, kali ini saya merasa perlu untuk mengucapkan "Terima kasih pak Polisi atas pelayanannya".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar